Menjaga motivasi untuk senantiasa meningkatkan kemampuan tergantung dari lingkungan sekitar dimana kita hidup. Betapa sering manusia yang jatuh ditengah jalan ketika dirinya berniat untuk menjadi orang yang lebih baik. Ketika kita identifikasi manusia-manusia yang gagal ini, rata-rata semangat mereka padam oleh faktor eksternal dari luar dirinya. Diawal siorang tersebut memiliki semangat baja untuk mengejar tujuannya. Jika dinilai oleh angka dia memiliki 100 persen semangat. Sehari, 2 hari dan beberapa hari kemudian ternyata tujuan yang dia kejar tak kunjung tercapai atau tidak berubah kearah peningkatan sedikitpun. Lalu siorang tersebut mulai merasa patah semangat. Terlebih lingkungan sekitar tempat dia bekerja seperti rekan-rekan kerjanya sama sekali tidak menghiraukannya karena sibuk dengan pekerjaannya sendiri-sendiri. Lambat laun pasti semangat yang dimilikinya akan turun beberapa persen dan akhirnya padam.
Berbeda ketika kita berada pada lingkungan kondusif. Kondusif akan kebaikan, cinta, tolong menolong, dan tanggung jawab. Lingkungan yang paling baik tentunya orang yang senantiasa dekat dengan aktivitas keseharian kita. Di rumah, ada keluarga, suami, istri, anak, ayah, ibu, adik, kakak, mereka adalah bagian yang dapat melahirkan energi besar untuk menjaga motivasi kita tetap menyala. Di luar rumah ada kantor semisal kita adalah pegawai, rekan-rekan kantor, atasan, cleaning service, customer, mereka-mereka adalah orang-orang yang kerap merasakan eksistensi kita, dan secara tidak langsung ikatan emosional mempengaruhi aktivitas kita.
Yang sulit adalah ketika lingkungan tempat kita beraktivitas dikelilingi oleh pengaruh buruk. Perkataan, tindakan dan pikiran kita tentu akan terbawa kedalam keburukan tersebut. Sangat sulit ketika kita berbeda seorang diri diantara orang-orang yang dengan perangai buruk. Banyak kepentingan-kepentingan yang sulit untuk diterima dari sifat-sifat yang dimilikinya. Mencari lingkungan penyeimbang adalah alternative yang baik untuk menjaga motivasi tetap menyala. Lingkungan penyeimbang yang saya maksud adalah lingkungan lain dimana kita masih menemukan orang-orang yang memiliki pengaruh positif bagi diri kita dan orang lain.
Lingkungan yang positif memiliki karakteristik tersendiri. Ada beberapa criteria dimana lingkungan itu dapat disebut lingkungan positif. Yang pertama, Kita mendapatkan motivasi besar dari orang-orang yang ada didalamnya. Kedua, ide-ide dan pencapaian-pencapaian besar akan terlahir dalam lingkungan ini. Kriteria lainnya adalah kita menyadari bahwa dunia ini luas dan kita hanya sebagian kecil dari isinya sehingga kita harus berpikiran luas.
Lingkungan yang positif senantiasa terkondisikan baik, terencana, memiliki visi misi yang jelas dan setiap personelnya merasakan peran dan tanggungjawabnya sebagai manusia. Mereka memiliki toleransi yang tinggi terhadap manusia lainnya. Tidak akan ada usaha saling menjatuhkan karena tujuan besarnya bukan pada apa yang mereka dapatkan tapi bagaimana membagi kesuksesan yang mereka telah dapatkan.
Dunia ini tidak ada artinya jika waktu yang kita dapatkan hanya digunakan untuk hal-hal yang sepele yang kita menjadi menyerah terhadapnya. Ada tujuan yang kekal yang manusia miliki dari sekedar dunia dan isinya. Satu hal yang pasti bahwa sekuat apapun kita menyalakan motivasi dari dalam hati, kunci dalam kesuksesan tetap ada pada Tuhan Yang Maha Esa. Dialah yang seharusnya membuat kita termotivasi dalam kondisi apapun bahkan lingkungan negative sekali pun. Mengapa? Karena disaat kita dikelilingi oleh pengaruh ekseternal lingkungan yang buruk, hanya kita saja yang mampu membentengi diri kita, dengan mengingat adanya kekuatan yang paling kuat didunia ini maka hati kita akan menjadi benteng yang paling ampuh dalam mencegah keputusasan dan perbuatan buruk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar