Jumat, 26 Maret 2010

Menjaga Motivasi Lewat Lingkungan Positif

Menjaga motivasi untuk senantiasa meningkatkan kemampuan tergantung dari lingkungan sekitar dimana kita hidup. Betapa sering manusia yang jatuh ditengah jalan ketika dirinya berniat untuk menjadi orang yang lebih baik. Ketika kita identifikasi manusia-manusia yang gagal ini, rata-rata semangat mereka padam oleh faktor eksternal dari luar dirinya. Diawal siorang tersebut memiliki semangat baja untuk mengejar tujuannya. Jika dinilai oleh angka dia memiliki 100 persen semangat. Sehari, 2 hari dan beberapa hari kemudian ternyata tujuan yang dia kejar tak kunjung tercapai atau tidak berubah kearah peningkatan sedikitpun. Lalu siorang tersebut mulai merasa patah semangat. Terlebih lingkungan sekitar tempat dia bekerja seperti rekan-rekan kerjanya sama sekali tidak menghiraukannya karena sibuk dengan pekerjaannya sendiri-sendiri. Lambat laun pasti semangat yang dimilikinya akan turun beberapa persen dan akhirnya padam.
Berbeda ketika kita berada pada lingkungan kondusif. Kondusif akan kebaikan, cinta, tolong menolong, dan tanggung jawab. Lingkungan yang paling baik tentunya orang yang senantiasa dekat dengan aktivitas keseharian kita. Di rumah, ada keluarga, suami, istri, anak, ayah, ibu, adik, kakak, mereka adalah bagian yang dapat melahirkan energi besar untuk menjaga motivasi kita tetap menyala. Di luar rumah ada kantor semisal kita adalah pegawai, rekan-rekan kantor, atasan, cleaning service, customer, mereka-mereka adalah orang-orang yang kerap merasakan eksistensi kita, dan secara tidak langsung ikatan emosional mempengaruhi aktivitas kita.
Yang sulit adalah ketika lingkungan tempat kita beraktivitas dikelilingi oleh pengaruh buruk. Perkataan, tindakan dan pikiran kita tentu akan terbawa kedalam keburukan tersebut. Sangat sulit ketika kita berbeda seorang diri diantara orang-orang yang dengan perangai buruk. Banyak kepentingan-kepentingan yang sulit untuk diterima dari sifat-sifat yang dimilikinya. Mencari lingkungan penyeimbang adalah alternative yang baik untuk menjaga motivasi tetap menyala. Lingkungan penyeimbang yang saya maksud adalah lingkungan lain dimana kita masih menemukan orang-orang yang memiliki pengaruh positif bagi diri kita dan orang lain.
Lingkungan yang positif memiliki karakteristik tersendiri. Ada beberapa criteria dimana lingkungan itu dapat disebut lingkungan positif. Yang pertama, Kita mendapatkan motivasi besar dari orang-orang yang ada didalamnya. Kedua, ide-ide dan pencapaian-pencapaian besar akan terlahir dalam lingkungan ini. Kriteria lainnya adalah kita menyadari bahwa dunia ini luas dan kita hanya sebagian kecil dari isinya sehingga kita harus berpikiran luas.
Lingkungan yang positif senantiasa terkondisikan baik, terencana, memiliki visi misi yang jelas dan setiap personelnya merasakan peran dan tanggungjawabnya sebagai manusia. Mereka memiliki toleransi yang tinggi terhadap manusia lainnya. Tidak akan ada usaha saling menjatuhkan karena tujuan besarnya bukan pada apa yang mereka dapatkan tapi bagaimana membagi kesuksesan yang mereka telah dapatkan.
Dunia ini tidak ada artinya jika waktu yang kita dapatkan hanya digunakan untuk hal-hal yang sepele yang kita menjadi menyerah terhadapnya. Ada tujuan yang kekal yang manusia miliki dari sekedar dunia dan isinya. Satu hal yang pasti bahwa sekuat apapun kita menyalakan motivasi dari dalam hati, kunci dalam kesuksesan tetap ada pada Tuhan Yang Maha Esa. Dialah yang seharusnya membuat kita termotivasi dalam kondisi apapun bahkan lingkungan negative sekali pun. Mengapa? Karena disaat kita dikelilingi oleh pengaruh ekseternal lingkungan yang buruk, hanya kita saja yang mampu membentengi diri kita, dengan mengingat adanya kekuatan yang paling kuat didunia ini maka hati kita akan menjadi benteng yang paling ampuh dalam mencegah keputusasan dan perbuatan buruk.

Kamis, 25 Maret 2010

Dek..Kerja itu juga Ibadah

“Dek.. bekerja itu ibadah”

“.....
1. Perbanyak Senyum, dzikir
2. Menahan amarah, iri, dengki
3. Silaturahim minimal sekali sehari ke lain seksi
4. Sekali-kali Memberikan sesuatu
5. Sering memuji, memotivasi, tidak merendahkan
6. Menjadi pendengar yang baik bagi teman yang curhat
7. Responsive menerima bantuan dan tentunya ihsan dalam menolongnya
8. Peka terhadap situasi dan kondisi kantor
9. Mengajak pada kebaikan itu juga dakwah
...”
Sering saat berada di kantor tempat saya bekerja saya merasa kosong akan ketertarikan. Suasana kantor yang monoton, curiga perasaan teman lain , dan berbagai pikiran lain selalu terbayang di benak saya. Tidak menjadi mustahil ketika, setiap hari beban pikiran berat senantiasa berjejal di kepala saya. Hal itu juga membuat semangat bekerja saya kian luntur. Pekerjaan jadi lama terselesaikan dan serasa hambar.
Saya mulai sadar dengan masalah-masalah ini. Berangkat pagi hari dengan isi kepala yang berat oleh beban-beban pikiran, membuat segalanya menjadi pendorong kelemahan semangat. Pada satu titik akan berakibat juga pada merenggangnya kedekatan kita kepadaNya.
Saya baru sadar kembali bahwa bekerja itu ibadah. Teringat oleh perkataan seorang teman ketika magang di Jakarta dahulu. “Dek, saya ini setiap hari perkerjaanya ya itu-itu saja, didepan komputer rekam data. Sudah bertahun-tahun saya mengerjakannya dan yang membuat saya betah akan pekerjaan saya adalah saya selalu menggangap pekerjaan saya itu adalah ibadah”, ungkapnya. Sungguh, mulia hati bapak itu, bekerja baginya adalah implementasi real bentuk kecintaannya kepada Tuhannya. Hampir setengah hari dalam hidupnya setiap harinya ia habiskan di sekat partisi kantornya. Kemudian dengan tulus dia menjadikannya sebagai bekal amal yang dipertanggungjawabkannya kelak di akhirat.
Saya ingin berbenah, menyusun strategi. Berangkat kantor dengan pikiran yang ringan-ringan dan positive thinking, belajar memanaje waktu, menghindari kemalasan, bersosialisasi lebih dengan orang-orang di kantor, dan macam strategy lain yang saya urutkan diawal tulisan. Saya sadar bahwa perjuangan hidup perlu kerja keras. Tidak ada yang mudah untuk meraih kesuksesan apalagi dalam dunia kerja. Bukan hanya hard skill yang harus dimiliki tapi juga soft skill. Semuanya perlu ditingkatkan dengan kondisi diri yang jernih, penuh semangat dan tidak suka mengeluh. Semuanya bermuara pada satu hal bahwa bekerja itu adalah Ibadah.

\\ 19-03-2010 – ,,,,,,

Memelihara Tidur

Tidur adalah mekanisme penting yang bertujuan memberikan kesempatan tubuh agar beristirahat secara total. Istirahatnya organ-organ pencernaan, otot rangka, panca indera, dan otak sebagai alat berpikir, akan memberikan kesempatan tubuh untuk memfokuskan seluruh sumber dayanya untuk revitalisasi dan rejuvenasi sel-sel tubuh. Orang yang cukup tidur akan awet muda dan badannya sehat. Sedangkan gangguan tidur akan mebuat seseorang menjadi tidak bugar dan tidak sehat.
Ada 3 hal paling penting yang sangat perlu diperhatikan dalam hal tidur:
1. Kapan kita harus tidur
Rasulullah SAW mengajarkan tidur secepatnya, yaitu sekitar jam 9 malam dan bangun cepat yaitu pada 1/3 malam, sekitar jam 3 pagi. Keadaan bangun menjelang subuh ini dimanfaatkan untuk shalat tahajjud, membaca Al-qur’an dan bermunajat kepada Alloh. Sepajang hayatnya, Rasululloh tidak pernah meninggalkan shalat tahajjud. Shalat tahajjud juga merupakan satu-satunya shalat sunnah yang disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur’an. Bahkan, Alloh menjanjikan kedudukan yang terpuji bagi pelaksana shalat tahajjud.
Alloh menciptakan malam hari sebagai waktu untuk istirahat. Meskipun begitu, tidur bisa dilakukan di luar waktu itu bila kita mengalami kelelahan atau kita sedang menerima ujian Alloh berupa sakit.
Kita juga tidak dianjurkan untuk tidur diwaktu sore hari selepas shalat ashar. Juga untuk tidak tidur segera sehabis makan. Larangan tidur sehabis makan adalah sebagaimana anjuran dari Rasululloh. Beliau mengatakan bahwa ini akan membuat hati menjadi keras. Rasululloh memerintahkan kita agar setelah makan malam berdzikir untuk membantu pencernaan makanan. Dari aspek kedokteran modern, alasan ini sangat bisa diterima, mengingat bahwa tidur dalam keadaan pencernaan makanan belum diselesaikan, akan berbahaya bagi kesehatan, yaitu mengganggu proses pencernaan, meningkatkan resiko serangan jantung, dan membuat tubuh tidak bisa bekerja secara optimal dalam menjalankan fungsi revitalisasi sel-sel, sehingga akan mengganggu kenyenyakan tidur . Orang tidak dapat mencapai deep sleep, yaitu suatu keadaan seseorang beristirahat total.

2. Berapa lama kita harus tidur
Penelitian kedokteran yang masih beroegang kepada teori lama menunjukkan bahwa lama waktu tidur ideal orang dewasa adalah berkisar 6-8 jam. Penelitian kedokteran terbaru, bangun 1/3 malam yang diikuti shalat tahajjjud akan memperbaiki kekebalan tubuh melatih kemampuan seseorang menyesuaikan diri terhadap perubahan irama sirkadian. Shalat tahajjud yang dilaksanakan dengan tulus, khusyuk, dan kontinyu akan membuat kadar GABA, kortisol dan reseptor antagonisnya menjadi normal, membebaskan kita dari stress, meningkatkan kekebalan tubuh bahkan membantu dalam pengobatan kanker.

3. Posisi Tidur
Posisi tidur yang dianjurkan Rasululloh adalah miring ke kanan dengan tangan diletakkan mengganjal kepala. Posisi miring ke kanan adalah untuk menjaaga agar selama tidur kita tidak melakukan penekanan organ lambung dan jantung. Seperti diketahui bahwa didada sebelah kiri ada 2 organ beSar yang vitaL, yaitu jantung dan lambung. Pada saat awal berbaring. Rasululloh sesekali memiringkan badannya kekiri dalam waktu sebentar, dengan tujuan untuk membantu mencairkan makanan di lambung agar tidak menggumpal.
Adapun penggunaan tangan untuk mengganjal kepala agar jika kita tidur miring kekanan tidak membebanin bahu kanan kita. Ketika bangun tidur, Rasululloh berdiri sejenak lalu berjalan. Kemudian Nabi segera minum air, dilanjutkan degan bersiwak, baru kemudian wudhu dan melakukan shalat malam.
Demikianlah pola tidur Rasululloh yang benar-benar memperhatikan aspek kesehatan secara lengkap, yaitu cukup waktu,posisi yang logis, persiapan tidur yang benar, dan tidak berlebih-lebihan dalam tidur karena Rasululloh mengatakan bahwa tidur akan melemahkan akal.
Dikutip dari : dr. Mohammad Ali Toha Assegaf, Smart Healing.2007. Pustaka AlKautsar